Kamis, 17 September 2015

Aliran-Aliran Pendidikan

1. Aliran Empirisme

Aliran Empirisme dikemukakan oleh John Locke (1704-1932) seorang filsuf Inggris. Empirisme juga berasal dari bahasa latin, dengan kata asal emiricus yang berarti pengalaman. Aliran ini juga dinamakan aliran “Tabularasa” yang berarti seseorang dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulisi apapun, maka pendidikanlah yang akan menulisnya (Idris, 1992:5). Pengalaman empiric yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empiris, pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Aliran Empirisme berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalamanya yang diterimanya sejak kecil.

Aliran Empiris dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan. Menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, terdapat anak yang berhasil karena berbakat. Meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan itu disebabkan oleh kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras. Meskipun demikian penganut aliran-aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat memanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku.. Manusia-manusia dapat di didik menjadi apa saja(kearah yang baik maupun kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Dalam pendidikan pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis. Dari pemaparan dan contoh di atas jelas menurut pandangan empirisme bahwa peran pendidik sangat penting sebab akan mencetak anak didik sesuai keinginan pendidik.


2. Aliran Nativisme

Nativisme berasal dari bahasa latin yaitu natives yang nerarti terlahir. Seseorang berkembang berdasarkan apa yang dibawanya dari lahir. Oleh karena itu manusia akan berkembang dengan pembawaan baik maupun buruk yang dibawanyaa dari lahir. Pendidikan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perkembangan seseorang. Pelopor dari aliran Nativisme ini adalah Schopenhauwer (1788-1880) yang berkebangsaan Jerman. Ia berpendapat mendidik ialah membiarkan seseorang tumbuh berdasarkan pembawaanya (Idris,1992:6).
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembanganya. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan perkembangan anak dan hasil pendidikan tergantung pada pembawaan. Oleh sebab itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri.
Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yaitu bahwa dalam diri individu terdapat suatu inti pribadi yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, memdorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri.


3. Aliran Naturalisme

Naturalisme berasal dari bahasa latin yaitu nature yang berarti alami, tabiat, dan pembawaan. Aliran ini hampir senada dengan aliran nativisme, Bagaimana hasil perkembanganya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinya.
Pandangan yang ada persamaanya dengan nativisme adalah aliran naturalismedipelopori oleh seorang filsuf JJ. Rousseau (1712-1778). Berbeda dengan Shopenhauer, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan anak yang baik itu.

Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan . yang dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu.
Jean Jaquest Rousseau juga berpendapat bahwa jika anak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma, hendaklah orang tua atau pendidik tidak perlu untuk memberikan hukuman, biarlah lam yang menghukumnya. Jika seorang anak bermain pisau, atau bermain api kemudian terbakar atau tersayat tangannya, atau bermain air kemudian ia gatal-gatal atau masuk angin. Ini adalah bentuk hukuman alam. Biarlah anak itu merasakan sendiri akibatnya yang sewajarnya dari perbuatannya itu yang nantinya menjadi insaf dengan sendirinya.


4.Aliran Konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan jerman yang berpendapat bahwa penmbawaan dan lingkungan keduanya menentukan perkembangan manusia, sehingga aliran ini merupakan kompromomi atau kombinasi dari nativisme dengan empirisme.
Konvergensi berasal dari kata Convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil. William Stern mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong tetapi bukanlah ia yang menyebabkan perkembangan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Sebagai contoh : anak dalam tahun pertama belajar mengoceh, baru kemudian becakap-cakap, dorongan dan bakat itu telah ada, di meniru suara-suara dari ibunya dan orang disekelilingnya. Ia meniru dan mendebgarkan dari kata-kata yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya.

Dengan demikian jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau kata-kata yang di dengarnya tidak mungkin anak tesebut bisa bercakap-cakap. Aliran konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern, seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan jerman yang berpendapat bahwa penmbawaan dan lingkungan keduanya menentukan perkembangan manusia, sehingga aliran ini merupakan kompromomi atau kombinasi dari nativisme dengan empirisme
Konvergensi berasal dari kata Convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil.

William Stern mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong tetapi bukanlah ia yang menyebabkan perkembangan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Sebagai contoh : anak dalam tahun pertama belajar mengoceh, baru kemudian becakap-cakap, dorongan dan bakat itu telah ada, di meniru suara-suara dari ibunya dan orang disekelilingnya. Ia meniru dan mendebgarkan dari kata-kata yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya. Dengan demikian jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau kata-kata yang di dengarnya tidak mungkin anak tesebut bisa bercakap-cakap.


KESIMPULAN

Aliran-aliran pendidikan klasik diantaranya adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran-aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan manusia tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan sejak lahir tidak berpengaruh pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan.

Aliran Nativisme menekankan kemampuan dalam diri anak itu sendiri yang di bawanya sejak ia lahir, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.

Aliran Naturalisme berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

Menurut konvergensi bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.



Referensi

1. Dr. Hj. Maunah, Binti, M.Pd. ; Ilmu Pendidikan; penerbit TERAS; Yogyakarta:2009.
2. DRS.M. Purwanto Ngalim, MP. ; Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis; PT Remaja Rosdakarya; Bndung:1995.
3. http://sanaky.staff.uii.ac.id/2011/06/29/aliran-aliran-pendidikan-islam-di-indonesia/.
4. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2084876-aliran-ilmu-pendidikan-klasik/.
5. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2084876-aliran-ilmu-pendidikan-klasik/#ixzz1pwkC3gVo.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar