A.
Pengertian Teknik-Teknik Supervisi
Pendidikan
Teknik
supervisi merupakan suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu
teknik yang baik adalah terampil dan cepat menurut (Hariwung : 1984). Dan
seorang supervisi harus memilih teknik-teknik khusus yang serasi agar tercapai
sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan dengan teknik-teknik
yang bersangkutan. Sehingga pada akhirnya dapat melakukan dan membantu
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi.
Pada
umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam. (John Minor
Gwyn, 1963: 326-327) Teknik bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan
untuk seorang guru secara individual dan Teknik bersifat Kelompok, yaitu teknik
yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.
B. Macam-Macam
Teknik Supervisi Pendidikan
1.
Teknik
bersifat Individual
1.1 Perkunjungan Kelas (Classroom Visitation)
Merupakan
kunjungan yang dilakukan oleh pengawas kedalam kelas dimana guru sedang
mengajar. Yang mengadakan peninjauan terhadap suasana belajar di kelas.[2]
Jenis-Jenis Perkunjungan Kelas
a. Perkunjungan
tanpa diberitahukan sebelumnya. Dengan secara tiba-tiba datang ke kelas
sementara guru mengajar.
b. Perkunjungan
dengan pemberitahukan terlebih dahulu terhadap guru yang saat melakukan pengajaran.
Biasanya kepala sekolah datang ke kelas berdasarkan jadwal yang telah
direncanakan dan diberikan pada kelas yang bersangkutan.
c. Perkunjungan
atas undangan guru yang bermaksud untuk dapat mengunjungi mengoreksi proses
belajar.
Tujuan
Perkunjungan Kelas[3]
Bertujuan memperoleh data mengenai
keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data tersebut supervisor dapat
berbincang-bincang tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru. Dan pada
kesempatan ini pula guru dapat mengemukakan pengalaman-pengalaman yang berhasil
dan hambatan yang dihadapi serta meminta bantuan, dorongan, dan
mengikutsertakan.
1.2 Observasi
Kelas
Kunjungan
yang dilakukan supervisor kedalam kelas dimana guru sedang mengajar dengan
tujuan menolong guru-guru dalam pemecahan kesulitan yang mereka hadapi.
Jenis
Observasi
a. Observasi
Tidak Langsung
Orang yang diobservasi
dibatasi oleh ruang kelas di mana murid-murid tidak mengetahuinya (biasanya
dilakukan didalam laboratorium untuk pengajaran mikro).
b. Observasi
Langsung
Seorang guru yang
sedang mengajar diobservasi langsung oleh supervisor. Dan ia berada diantara
dan bersama-sama dalam satu kelas.
Tujuan
Observasi
a.
Untuk memperoleh data yang subjektif
mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis
kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki hal belajar
mengajar.
b. Sedangkan
bagi guru bertujuan untuk membantu mengubah cara mengajar yang baik dan sesuai.
c. Bagi
murid bertujuan untuk mendapatkan pengaruh positif karena mendapatkan analisis
pembelajaran yang sesuai.
Alat-Alat Observasi
a. Check
List
Merupakan
suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang
lebih objektif terhadap situasi belajar mengajar. Bentuk dari check list
tersebut merupakan suatu daftar yang berisi item-item yang sudah disediakan dan
penjawab tinggal mencheck tiap item tersebut.[4]
Contoh :
Kriteria
yang dipakai dalam Observasi
a. Bersifat
Objektif yang bermaksud bahwa segala sesuatu yang dicatat adalah data yang
sebenarnya tanpa ada pengaruh unsur subjektif dari supervisor.
b. Apa
yang dicatat harus dapat kena sasaran seperti apa yang dimaksud. Sering terjadi
orang mencatat sesuatu bukan berdasarkan apa yang dilihatnya tetapi apa yang
dipikirka. Data yang demikian biasanya valid (tepat).
Syarat-Syarat untuk memperoleh data
dalam Observasi
a. Menciptakan
situasi yang wajar
b. Bisa
membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting.
c. Bukan
melihat kelemahan melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.
d. Harus
diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar.
1.3 Percakapan
Pribadi[5]
Merupakan
percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru yang didalamnya berisi
percakapan mengenai usaha-usaha untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang
ada hubunganya dengan jabatan mengajar.
Tujuan
Percakapan Pribadi
a. Memupuk
dan mengembangkan hal-hal mengajar yang lebih baik lagi.
b. Menghilangkan
dan menghindari segala prasangka bukan-bukan.
c. Untuk
memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
d. Memperbaiki
kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah.
Jenis-Jenis Percakapan Pribadi
Menurut
George Kyte ada dua jenis percakapan melalui perkunjungan kelas yaitu :
a. Formal
Percakapan
pribadi setelah kunjungan kelas yang bermaksud setelah supervisor mengadakan
kunjungan kelas, sewaktu guru kelas melaksanakan tugas mengajar. Supervisor
membuat catatan-catatan tentang aktivitas guru dalam mengajar.
b. Informal
Percakapan
pribadi melalui percakapan biasa sehari-hari, dalam hal ini dikemukakan sesuatu
problem kepada Supervisor atau sebaliknya dan secara tak langsung mengemukakan
atau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pengajaran yang dibina guru
bersangkutan.
Pelaksanaan
Percakapan Pribadi
Kyte
mengemukakan tiga unsur penting yang perlu diperhitungkan Supervisor sehingga
terjadi suatu perjumpaan yang bermakna dalam menganalisa pengajaran yang telah
diobservasi
a. Hal-hal
yang menonjol dalam pelajaran
b. Kekurangan-kekurangan
dari pelajaran
c. Hal-hal
yang masih meragukan
1.4 Saling
Mengunjungi Kelas (Intervisitation)
Cara yang dimaksud adalah dengan
mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lainya yang sedang mengajar
Kebaikan Intervisitation
a. Memberikan
kesempatan mengamati rekan lain yang sedang memberikan pelajaran.
b. Membantu
guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman atau ketrampilan tentang teknik dan
metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan dalam
pembelajaran.
c. Memberi
motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar karena rekan guru mudah
belajar dari temanya sendiri sehingga keakraban perhubungan atas dasar saling
mengenal.
1.5 Menilai
Diri Sendiri
Merupakan
salah satu tugas terberat bagi guru karena harus melihat kemampuan diri sendiri
dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, di
samping menilai murid-muridnya juga menilai terhadap dirinya sendiri.
Alat
yang Dapat Digunakan
a. Menganalisa
tes-tes terhadap unit-unit kerja.
b. Mencatat
aktivitas murid dalam suatu catatan baik mereka bekerja kelompok ataupun
individu
c. Membuat
suatu daftar yang disampaikan kepada murid.
2.
Teknik
Bersifat Kelompok
Teknik-teknik
yang bersifat kelompok adalah teknik yang digunakanitu dilaksanakan
bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
2.1 Pertemuan
Orientasi Bagi Guru Baru
Merupakan
pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana
kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh
staf guru. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi :
a. Proses
dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
b. Biasanya
diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
c. Diadakan
diskusi kelompok setelah orientasi.
d. Sering
juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi
kelompok dan loka-karya.
2.2 Panitia
Penyelenggaraan
Merupakan
para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas yang kita dan
panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya
banyak mendapat pengalaman kerja. Diantaranya pengalaman dalam usaha mencapai
tujuan, mengerti cara bekerja sama dengan orang lain, pengalaman yang
berhubungan dengan tugas yang dibebani. Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu
guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh dalam profesi mengajarnya.
2.3 Rapat
Guru
Didalam rapat
guru ini kepala sekolah mengadakan pertemuandengan guru-guru guna membahas
masalah-masalah yangtimbul pada saat proses belajar berlangsung
Macam-Macam Rapat Guru
1. Menurut
Tingkatanya
a. Staff-Meeting
yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau
sebagian guru di sekolah tersebut.
b. Rapat
guru-guru bersama dengan orang tua wali murid dan murid-murid/wakil-wakilnya.
c. Rapat
guru sekota, sewilayah, serayon, dan sekolah-sekolah yang sejenis dan
setingkat.
2. Menurut
Waktu
a. Rapat
permulaan dan akhir tahun.
b. Rapat
periodik.
c. Rapat-rapat
yang bersifat insidential.
3. Menurut
Bentuknya
a.
Individual
Conference
b.
Diskusi
c.
Seminar dan simposium
d.
Up-grading selama satu atau
beberapa hari/seminggu.
e.
Workshop.
Tujuan
Rapat Guru
a. Menyatukan
pandangan-pandangan guru tentang konsep umum makna pendidikan dan fungsi
sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan itu
b. Mendorong
guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan mendorong
pertumbuihan mereka.
c. Menyatukan
pendapattentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama kearah pencapaian
tujuan pengajaran yang maksimal.
2.4 Studi
Kelompok Antar Guru
Guru-guru
yang mengajar dalam mata pelajaran yang sama berkumpul untuk mempelajari suatu
masalah yang dihadapi dalam mengajar. Selain itu juga membahas ilmu pengetahuan
yang sedang berkembang. Dan untuk memperkaya pembahasan diperlukan cukup banyak
sumber-sumber buku.
2.5 Diskusi Sebagai Proses Kelompok
Pertukaran
pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Dengan adanya diskusi
dapat mengembangkan keterampilan anggota atau guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
dengan jalan bertukar pikiran diantara guru. Dan kegunaan diskusi dalam
mengembangkan profesi guru yaitu guru dapat lebih mawas diri dan memperoleh
pendapat-pendapat guru lain.
2.6 Tukar
Pengalaman
Di
dalam teknik ini guru-guru adalah orang-orang yang sudah berpengalaman. Melalui
perjumpaan diadakan pertukaran pengalaman saling memberi dan menerima saling
belajar satu sama lain.
Langkah-langkah Sharing
a. Tentukan
tujuan yang akan dicapai
b. Tentukan
pokok masalah yang akan dibahas dalam bentuk pobrematika
c. Beri
kesempatan pada tiap peserta Sharing
d. Merumuskan
kesimpulan
2.7 Lokakarya
(Workshop)
Workshop
adalah suatu usaha untuk mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja
bersama-sama baik mengenai masalah-masalah teoritis maupun praktis dengan
maksud untuk meningkatkan kualitas hidup pada umumnya serta kualitas
profesional pada khususnya. Sedangkan workshop
pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari
petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problem yang dihadapi melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok maupun perseorangan.
Ciri-Ciri
a. Musyawarah
kelompok diadakan menurut kebetulan
b. Masalah
yang dibahas bersifat life centered
dan muncul dari peserta sendiri.
c. Menggunakan
recource person dan recource materials yang memberi bantuan
yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya.\
[2] Hendiyat
Soetopo dan Wasty Soemanto,Kepemimpinan
dan Supervisi Pendidikan ( Jakarta: PT BINA AKSARA, 1988), 46-47.
[3] Piet A.
Sahertian,Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusi,
(Jakarta, PT Asdi Mahasatya: 2000), 53.
[4] Hendiyat
Soetopo dan Wasty Soemanto,Kepemimpinan
dan Supervisi Pendidikan ( Jakarta: PT BINA AKSARA, 1988), 47.
[5] Piet A.
Sahertian dan Frans Mataheru,Prinsip dan
Tehnik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), 70-71.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar