Minggu, 27 September 2015

Teknik Supervisi

A.    Pengertian Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi merupakan suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat menurut (Hariwung : 1984). Dan seorang supervisi harus memilih teknik-teknik khusus yang serasi agar tercapai sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan dengan teknik-teknik yang bersangkutan. Sehingga pada akhirnya dapat melakukan dan membantu perbaikan pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan situasi.
Pada umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam. (John Minor Gwyn, 1963: 326-327) Teknik bersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan Teknik bersifat Kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.

B.     Macam-Macam Teknik Supervisi Pendidikan
1.      Teknik bersifat Individual

1.1   Perkunjungan Kelas (Classroom Visitation)
Merupakan kunjungan yang dilakukan oleh pengawas kedalam kelas dimana guru sedang mengajar. Yang mengadakan peninjauan terhadap suasana belajar di kelas.[2]
Jenis-Jenis Perkunjungan Kelas
a.       Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya. Dengan secara tiba-tiba datang ke kelas sementara guru mengajar.
b.      Perkunjungan dengan pemberitahukan terlebih dahulu terhadap guru yang saat melakukan pengajaran. Biasanya kepala sekolah datang ke kelas berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan diberikan pada kelas yang bersangkutan.
c.       Perkunjungan atas undangan guru yang bermaksud untuk dapat mengunjungi mengoreksi proses belajar.


Tujuan Perkunjungan Kelas[3]
            Bertujuan memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data tersebut supervisor dapat berbincang-bincang tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru. Dan pada kesempatan ini pula guru dapat mengemukakan pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan yang dihadapi serta meminta bantuan, dorongan, dan mengikutsertakan.
1.2  Observasi Kelas
Kunjungan yang dilakukan supervisor kedalam kelas dimana guru sedang mengajar dengan tujuan menolong guru-guru dalam pemecahan kesulitan yang mereka hadapi.
Jenis Observasi
a.       Observasi Tidak Langsung
Orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kelas di mana murid-murid tidak mengetahuinya (biasanya dilakukan didalam laboratorium untuk pengajaran mikro).
b.      Observasi Langsung
Seorang guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh supervisor. Dan ia berada diantara dan bersama-sama dalam satu kelas.
Tujuan Observasi
a.         Untuk memperoleh data yang subjektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
b.      Sedangkan bagi guru bertujuan untuk membantu mengubah cara mengajar yang baik dan sesuai.
c.       Bagi murid bertujuan untuk mendapatkan pengaruh positif karena mendapatkan analisis pembelajaran yang sesuai.
Alat-Alat Observasi
a.       Check List
Merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar mengajar. Bentuk dari check list tersebut merupakan suatu daftar yang berisi item-item yang sudah disediakan dan penjawab tinggal mencheck tiap item tersebut.[4] Contoh :




Kriteria yang dipakai dalam Observasi
a.       Bersifat Objektif yang bermaksud bahwa segala sesuatu yang dicatat adalah data yang sebenarnya tanpa ada pengaruh unsur subjektif dari supervisor.
b.      Apa yang dicatat harus dapat kena sasaran seperti apa yang dimaksud. Sering terjadi orang mencatat sesuatu bukan berdasarkan apa yang dilihatnya tetapi apa yang dipikirka. Data yang demikian biasanya valid (tepat).
Syarat-Syarat untuk memperoleh data dalam Observasi
a.       Menciptakan situasi yang wajar
b.      Bisa membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting.
c.       Bukan melihat kelemahan melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.
d.      Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar.

1.3  Percakapan Pribadi[5]
Merupakan percakapan pribadi antara supervisor dengan seorang guru yang didalamnya berisi percakapan mengenai usaha-usaha untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang ada hubunganya dengan jabatan mengajar.
Tujuan Percakapan Pribadi
a.       Memupuk dan mengembangkan hal-hal mengajar yang lebih baik lagi.
b.      Menghilangkan dan menghindari segala prasangka bukan-bukan.
c.       Untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
d.      Memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
Jenis-Jenis Percakapan Pribadi
Menurut George Kyte ada dua jenis percakapan melalui perkunjungan kelas yaitu :
a.       Formal
Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas yang bermaksud setelah supervisor mengadakan kunjungan kelas, sewaktu guru kelas melaksanakan tugas mengajar. Supervisor membuat catatan-catatan tentang aktivitas guru dalam mengajar.
b.      Informal
Percakapan pribadi melalui percakapan biasa sehari-hari, dalam hal ini dikemukakan sesuatu problem kepada Supervisor atau sebaliknya dan secara tak langsung mengemukakan atau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan pengajaran yang dibina guru bersangkutan.
Pelaksanaan Percakapan Pribadi
Kyte mengemukakan tiga unsur penting yang perlu diperhitungkan Supervisor sehingga terjadi suatu perjumpaan yang bermakna dalam menganalisa pengajaran yang telah diobservasi
a.       Hal-hal yang menonjol dalam pelajaran
b.      Kekurangan-kekurangan dari pelajaran
c.       Hal-hal yang masih meragukan

1.4  Saling Mengunjungi Kelas (Intervisitation)
Cara yang dimaksud adalah dengan mengunjungi antar rekan guru yang satu dengan yang lainya yang sedang mengajar
Kebaikan Intervisitation
a.       Memberikan kesempatan mengamati rekan lain yang sedang memberikan pelajaran.
b.      Membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman atau ketrampilan tentang teknik dan metode mengajar serta berguna bagi guru-guru yang menghadapi kesulitan dalam pembelajaran.
c.       Memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar karena rekan guru mudah belajar dari temanya sendiri sehingga keakraban perhubungan atas dasar saling mengenal.

1.5  Menilai Diri Sendiri
Merupakan salah satu tugas terberat bagi guru karena harus melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya juga menilai terhadap dirinya sendiri.
Alat yang Dapat Digunakan
a.       Menganalisa tes-tes terhadap unit-unit kerja.
b.      Mencatat aktivitas murid dalam suatu catatan baik mereka bekerja kelompok ataupun individu
c.       Membuat suatu daftar yang disampaikan kepada murid.

2.      Teknik Bersifat Kelompok
Teknik-teknik yang bersifat kelompok adalah teknik yang digunakanitu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
2.1  Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru
Merupakan pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf guru. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi :
a.       Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
b.      Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
c.       Diadakan diskusi kelompok setelah orientasi.
d.      Sering juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan loka-karya.

2.2  Panitia Penyelenggaraan
Merupakan para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas yang kita dan panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya banyak mendapat pengalaman kerja. Diantaranya pengalaman dalam usaha mencapai tujuan, mengerti cara bekerja sama dengan orang lain, pengalaman yang berhubungan dengan tugas yang dibebani. Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh dalam profesi mengajarnya.

2.3  Rapat Guru
Didalam rapat guru ini kepala sekolah mengadakan pertemuandengan guru-guru guna membahas masalah-masalah yangtimbul pada saat proses belajar berlangsung
Macam-Macam Rapat Guru
1.      Menurut Tingkatanya
a.       Staff-Meeting yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru di sekolah tersebut.
b.      Rapat guru-guru bersama dengan orang tua wali murid dan murid-murid/wakil-wakilnya.
c.       Rapat guru sekota, sewilayah, serayon, dan sekolah-sekolah yang sejenis dan setingkat.
2.      Menurut Waktu
a.       Rapat permulaan dan akhir tahun.
b.      Rapat periodik.
c.       Rapat-rapat yang bersifat insidential.
3.      Menurut Bentuknya
a.      Individual Conference
b.      Diskusi
c.       Seminar dan simposium
d.      Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu.
e.       Workshop.
Tujuan Rapat Guru
a.       Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep umum makna pendidikan dan fungsi sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan itu
b.      Mendorong guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan mendorong pertumbuihan mereka.
c.       Menyatukan pendapattentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama kearah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal.

2.4  Studi Kelompok Antar Guru
Guru-guru yang mengajar dalam mata pelajaran yang sama berkumpul untuk mempelajari suatu masalah yang dihadapi dalam mengajar. Selain itu juga membahas ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Dan untuk memperkaya pembahasan diperlukan cukup banyak sumber-sumber buku.
2.5  Diskusi Sebagai Proses Kelompok
Pertukaran pendapat tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Dengan adanya diskusi dapat mengembangkan keterampilan anggota atau guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran diantara guru. Dan kegunaan diskusi dalam mengembangkan profesi guru yaitu guru dapat lebih mawas diri dan memperoleh pendapat-pendapat guru lain.

2.6  Tukar Pengalaman
Di dalam teknik ini guru-guru adalah orang-orang yang sudah berpengalaman. Melalui perjumpaan diadakan pertukaran pengalaman saling memberi dan menerima saling belajar satu sama lain.
Langkah-langkah Sharing
a.       Tentukan tujuan yang akan dicapai
b.      Tentukan pokok masalah yang akan dibahas dalam bentuk pobrematika
c.       Beri kesempatan pada tiap peserta Sharing
d.      Merumuskan kesimpulan
2.7  Lokakarya (Workshop)
Workshop adalah suatu usaha untuk mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja bersama-sama baik mengenai masalah-masalah teoritis maupun praktis dengan maksud untuk meningkatkan kualitas hidup pada umumnya serta kualitas profesional pada khususnya. Sedangkan workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problem yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun perseorangan.
Ciri-Ciri
a.       Musyawarah kelompok diadakan menurut kebetulan
b.      Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri.
c.       Menggunakan recource person dan recource materials yang memberi bantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya.\














[1]
[2] Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto,Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan ( Jakarta: PT BINA AKSARA, 1988), 46-47.
[3] Piet A. Sahertian,Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusi, (Jakarta, PT Asdi Mahasatya: 2000), 53.
[4] Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto,Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan ( Jakarta: PT BINA AKSARA, 1988), 47.
[5] Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru,Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), 70-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar