" Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?" jawab seorang filsuf "Mudah saja. ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu"
ok langsung saja pada pendejasan mengenai Ilmu dan Filsafat..
pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang kita belum tahu. BERFILSAFAT berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga BERFILSAFAT berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
ILMU merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjut dengan perguruan tinggi yang diperoleh dan dikembangkan dari akal manusia. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri. demikian juga berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasisegenap pengetahuan yang telah kita ketahui.
ILMU dapat diperoleh dengan 4 sumber yaitu
1. Wahyu adalah pedoman berdasarkan Al-QUR'AN
2. Rasio adalah pemikiran secara kenyataan kemudian dibuktikan secara masuk akal
3. Indra adalah apa yang dilihat oleh mata
4. Intuisi adalah kemampuan untuk memahami dengan cepat tanpa melalui penalaran/pertimbangan (berasal dari dalam hati) bisa dikatakan dengan insting.
dapat dimisalkan jika kita akan membuat pencahayaan ruangan maka dari keempat sumber tersebut saat kita memiliki ILMU makan hal pertama yang terjadi yaitu dari WAHYU setelah dapat pedoman dari Allah kemudian kita bisa MERASIO suatu pemikiran untuk menjadikan secara masuk akal agar ruangan tidak gelap setelah berfikir maka barulah kita melihat dengan INDRA sesuatu sesuatu yang tertangkap olrh mata kita untuk mencari alat yang digunakan untuk penerangan.. dan akhirnya muncullah INTUISI menciptakan bola lampu sebagai penerangan.
Apakah Filsafat??
Berawal dari karakteristik filsafat itu sendiri berawal dari sifat MENYELURUH. Dimana sifat ini ada dalam benak diri kita masing-masing dengan berbagai pertanyaan. Apakah anda pernah berfikir siapa aku ini? bagaimana bintang bisa berada diatas berkerlap-kerlip? adakah hukum yang mengatur alam dan segenap sarwa kehidupan? apakah alam ini teratur atau kacau?
Seorang ilmuan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingi melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dan ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.
Mereka para ahli yang berada di bawah tempurung disiplin keilmuannya masing-masing, sebaiknya tengadah ke bintang-bintang dan tercengang "Loh kok masih ada langit lain di luar tempurung kita". Dan kita pun lalu menyadari kebodohan kita sendiri. Yang saya tahu, simpul Sokrates, ialah bahwa saya tidak tahu apa-apa. Kerendah hatian Sokrates ini bukanlah verbalisme yang sekedar basa-basi. Seorang yang berfikir filsafati selain tengadah ke bintang-bintang juga membongkar tempat berpijak secara fundamental. Inilah karakteristikberfikir filsafati yang kedua adalah sifat MENDASAR. Menurut saya dalam hal sifat mendasar itu jika ditempatkan pada kehidupan sehari-hari semisal apa itu kursi? kenapa kursi tidak untuk tidur saja??.
mungkin kursi untuk tempat duduk karena tidak cukup jika untuk dibuat tidur. dan mungkin kursi itu terbuat dari kayu atau besi agar kuat. Memang demikian secara terus terang tidak mungkin kita menangguk pengetahuan secara keseluruhan, dan bahkan kita tidak yakin kepada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar. dalam hal ini kita hanya berspekulasi (berpendapat/dugaan) dan inilah yang merupakan ciri filsafat yang ketiga yaitu sifat SPEKULATIF.
Dan sekarang kita sadar bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan spekulasi. dari serangkaian spekulasi ini kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa menetapkan kriteria tentang apa yang disebut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang di atas dasar KEBENARAN.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni“ ( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Referensi :
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk ) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
'
Jujun S.Suriasumantri.2003.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Ismaun.2007. Filsafat Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
Ismaun.2007. Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : UPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar