Jumat, 25 September 2015

Posisi Al Qur'an dan Assunah

A.    PENDAHULUAN
Kita sudah mengetahui sebelumnya bahwa Islam memberikan rahmat kepada makhluk di alam semesta ini, agar mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat. Dan sebagai pembawa misi, Islam menunjukkan secara jelas akan implikasi-implikasi kependidikan yang bergaya imperatif motifatif, dan persuatif. Sebagai sistem dan metode melaksanakan yang suci ini kepada umat manusia dalam bentuk sistem dan proses kependidikan. Islam tidak memaksa manusia untuk memeluknya melainkan secara wajar melalui proses manusiawi, yaitu pendidikan, karena proses kependidikan yang menusiawi itu bertumpu pada kemampuan rohani dan jasmani masing-masing individu manusia itu sendiri secara bertahap dan berkesinambungan.[1]
Dan setiap usaha, kegiatan, dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suau tujuan harus mempunyai landasan. Oleh karena itu Pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia agar mempunya landasan ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan. Maka dalam makalah ini kami bahas mengenai posisi Al-Quran dan As-Sunnah menjadi landasan dalam Pendidikan Islam.[2]
Karena sesungguhnya Ilmu berasal pada Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada Manusia, dan di lengkapi dengan Al-Hadits (As-Sunnah) yang berisi penjelasan atau penafsiran yang lebih rinci dan bersifat otentik tentang Al-Quran. Al-Hadits (As-sunnah) ini berasal dari Nabi Muhammad yang menjelaskan, menunjukkan, dan melakukan kepada para sahabat-sahabat Nabi dahulu.
Semoga makalah ini bisa memberikan wawasan kepada teman-teman yang mempelajari makalah ini mengenai Pendidikan Islam yang terkandung semua di dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

B.     PEMBAHASAN
1.      Al-Quran
Dalam makalah ini membahas mengenai “Posisi Al-Quran dan As-Sunnah dalam Pendidikan Islam”. Sebuah Ilmu yang ada di muka bumi ini tidak lepas dari sumber atau landasan dari Al-Quran karena Al-Quran sendiri murupakan kitab pedoman makhluk hidup yang menyangkut masalah di muka bumi ini secara keseluruhan. Tak lepas dari itu juga terdapat Al-Hadits atau juga bisa disebut dengan As-Sunnah yang merupakan perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Nabi.
Dasar Ilmu pendidikan Islam bersumber dari Al Quran, As Sunnah, Ra’yu (hasil pemikiran manusia). Ketiga sumber ini digunakan secara hirarki. Dasar inilah yang membuat ilmu pendidikan disebut ilmu pendidikan Islam. Tanpa dasar ini tidak akan ada ilmu pendidikan. Tiga sumber ajaran ini dan hirarki penggunaanya ditetapkan di dalam hadist sebagai berikut :[3]
 (H.R, al-Turmudzi)


Artinya : “Rasulullah saw mengutus Mu’adz ke Yaman. Kemudian beliau bertanya, Bagaimana kamu memutuskan (suatu masalah)? Ia menjawab, Saya akan memutuskanya dengan apa yang terdapat di dlam Kitab Allah. Beliau bertanya, Apabila putusan itu tidak terdapat di dlam Kitab Allah? Ia menjawab, Saya akan memutuskanya dengan Sunnah Rasulullah. Beliau bertanya lagi, Apabila putusan itu tidak juga terdapat di dalam Sunnah Rsullullah? Ia menjawab, Saya berijtihad dengan ra’yu. Kemudian beliau berkata, Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik kepada utusan Rasul-Nya.” (H.R. al Turmudzi:1249)

Al –Quran, merupakan firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut AQIDAH, dan yang berhubungan dengan amal yaitu SYARI’AH.[4]
Al Quran menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk. Allah menjelaskan hal ini di dalam firman Nya : [5]  (QS al Isra 17:9)


Allah Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas segala-galanya, akan tetapi juga Maha Pendidik terhadap hamba-hambanya. Dia adalah “Rabbul a’lamiin” Pendidik atas sekalian alam ini. Para malaikat, para Rasul dan Nabi serta para Wali sampai kepada para Ulama diciptakan oleh-Nya sebagai penyambung kamal Ilahi dan sekaligus sebagai pembantu Allah dalam proses mendidik manusia agar menjadi hamba yang beriman, bertakwa dan taat kepada perintah-Nya.[6]
Menurut S.H. Nasr, sebagai pedoman abadi, Al-Quran mempunyai tiga jenis petunjuk bagi manusia.[7]
a.       Ajaran tentang susunan alam semesta dan posisi manusia di dalamnya. Disamping itu terdapat pula ajaran tentang akhlak, hukum yang mengatur kehidupan manusia. (QS. Al a’arof : 54) 
b.      Berisi ringkasan sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci, para nabi sepanjang zaman dan segala cobaan yang menimpa.
c.       Berisi sesutu yang sulit dijelaskan dalam bahasa modern.

Dalam Al-Quran juga terdapat strategi pndidikan yang pada hakikatnya merupakan pengetahuan atau seni mendayagunakan semua faktor, kekuatan untuk mengamankan sasaran kependidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam oprasionalisasi sesuai dengan sikon.
Dengan demikian startegi pendidikan islam adalah yang ditunjukkan Allah melalui firmanya, dalam surat Al-Quran (Al Mujadalah 11)


Artinya :  “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan”.
Dan (QS Al Jumat 2)

Artinya : “Dialah yang mengutus kepada umat yang buta huruf seorang Rasul dari antara mereka yang membacakan ayat-ayat Nya kepada mereka dan membersihkan hati serta mengajarkan mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata[8]
Selain Strategi dalam pendidikan islam di Al-Quran juga terdapat metode dalam pendidikan.[9]
a.       Metode pemberian suasana sesuai tempat dan waktu tertentu, dalam arti bahwa Allah menunjukkan bahwa memeluk Islam tidak melalui paksaan tetapi atas dasar keikhlasan dan kesadaran. Dalam QS Al Baqoroh 25


Artinya : “Oleh karena itu dalam mengajarkan agama kepada orang kafir Nabi pernah memerintahkan Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ary sebagai utusan Nabi untuk berdakwah ke negeri Syam dengan sabdanya : permudahlah dan jangan kamu berbuat yang menyebabkan mereka lari darimu
b.      Metode mendidik dengan bercerita dengan menceritakan peristiwa sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatanyaatau kemungkaran dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi atau Rasul yang hadir ditempat mereka. Seperti firman Allah QS Al Maidah 27

Artinya : “Ceritakanlah kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam(Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya. Ketika keduanya persembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata(Qabil) : aku pasti akan membunuhmu”
c.       Metode yang lain yang cukup besar pengaruhnya dalam menmdidik anak adalah denagan metode pemberian contoh dan teladan. Allah telah menunjukan bahwa contoh keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad mengandung nilai peadagogis bagi manusia(para pengikutnya) seperti arti ayat QS Al Ahzaab 21

Artinya :“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari akhir dan dia banyak mengingat Allah”.

2.      As Sunnah.
Telah dibahas sebelumnya bahwa As-Sunnah merupakan yang merupakan perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Nabi dan sumber Ilmu ke dua setelah Al-Quran. Karena seringkali manusia menemukan kesulitan dalam memahaminya dan ini dialami oleh paa sahabat sebagai generasi pertama penerima al Quran. Karenannya, mereka meminta penjelasan kepada Rasulullah saw, yang memang diberi otoritas untuk itu.[10]
Allah saw menyatakan dalam firmanya (QS al Nahl 16:44) :


Seperti Al-Quran , sunnah juga berisi aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi petunjuk untuk kemashlahatan hidaup manusia dalam segala aspek. Untuk membina umat menjadi manusia muslim yang bertaqwa. Untuk itu Rasullah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik , pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah baru masuk Islam.[11]
Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim masyarakat Islam. Oleh karena itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pendidikan atau pembinaan pribadi manusia muslim. Dan Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang.  Itulah sebabnya ijdtihad perlu ditingkatkandalam memahaminya termasuk Sunnah yang berkaitan dengan Pendidikan Islam.
Dan ada dua peranan sunnah atau hadits disamping Al-Quran sebagi sumber agama dan ajaran Islam :[12]
a.       Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar ketentuanya di dalam Al Quran. Misalnya larangan Nabi mempermadu (mengawini sekaligus pada waktu bersamaan).
b.      Sebagai penjelasan isi Al Quran. Dengan mengikuti diatas, misalnya mengenai shalat. Di dalam Al Quran Allah memerintahkan manusia mendirikan shalat. Namun, di dalam kitab suci itu tidak dijelaskan banyaknya raka’at,cara,rukun,dan syaratnya.
c.       Megaskan lebih lanjud ketentuan yang terdapat dalam Al Quran, misalnya mengenai shalat, puasa.    

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul Warits, ia berkata: telah menceritakan kepada kami Husain al-Mu’allim dari Abdullah ibn Buraidah bahwa ‘Imran ibn Hushain Radhiyallaahu ‘anhu adalah seorang yang pernah menderita sakit wasir. Dan suatu ketika Abu Ma’mar berkata, dari Hushain yang berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam perihal seseorang yang melaksanakan sholat dengan duduk. Maka Beliau Shollallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Siapa yang sholat dengan berdiri maka itu lebih utama. Dan siapa yang melaksanakan sholat dengan duduk maka baginya setengah pahala dari orang yang sholat dengan berdiri dan siapa yang sholat dengan  dengan tidur (berbaring) maka baginya setengah pahala orang yang sholat dengan duduk.” Berkata Abu Abdullah: “Menurutku yang dimaksud dengan tidur adalah berbaring.” (Shahih al-Bukhari, hadits no. 1049)

C.     KESIMPULAN
Menurut S.H. Nasr, sebagai pedoman abadi, Al-Quran mempunyai tiga jenis petunjuk bagi manusia.
a.       Ajaran tentang susunan alam semesta dan posisi manusia didalamnya.
Berisi ringkasan sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci para Nabi sepanjang Zaman dan segala cobaan yang menimpa.
b.      Berisi sesuatu yang sulitdijelaskan dalam bahasa modern. Karena ayat-ayat Al-Quran mengandung kekuatan yang berbeda dari apa yang kita pelajari secara rasional.
Allah Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas segala-galanya, akan tetapi juga Maha Pendidik terhadap hamba-hambanya. Dia adalah “Rabbul a’lamiin” Pendidik atas sekalian alam ini. Para malaikat, para Rasul dan Nabi serta para Wali sampai kepada para Ulama diciptakan oleh-Nya sebagai penyambung kamal Ilahi dan sekaligus sebagai pembantu Allah dalam proses mendidik manusia agar menjadi hamba yang beriman, bertakwa dan taat kepada perintah-Nya.
Menegaskan lebih lanjud ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran. Misalnya mengenai Shalat. Tanpa sunnah isi AlQuran akan tersembunyi dari mata manusia. Tanpa sunnah manusia tidak akan tahu bagaimana cara mengerjakanya. Karena shalat merupakan tiang semua ibadah islam, tidak akan dapat dikerjakan tanpa petunjuk berupa perbuatan Nabi sehari-hari. Dan Posisi keduanya sangatlah tinggi apabila kita telah memahami paparan mengenai al Quran dan Sunnah diatas.[13]

D.    DAFTAR PUSTAKA
Ali  Mohammad Daud. Pendidikan AGAMA Islam.  PT RajaGrafindo Persada. Jakarta : 2002.
Daradjat  Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta : 1996.
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner.  Bumi Aksara. Jakarta : 1994.



[1] M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta:Bumi Aksara, 1994), 46.
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1996), 19.
[3] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu, 1999), 30-31.
[4] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1996), 20.
[5] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu, 1999), 32.
[6] M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), 49.
[7] Mohammad Daud Ali, Pendidikan AGAMA Islam, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002),  103-104.
[8] M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994),  58-59.
[9] Ibid, hal 69-77.
[10] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu, 1999),  40.
[11] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1996), 21.
[12] Mohammad Daud Ali, Pendidikan AGAMA Islam, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002),  112-113.
[13] Mohammad Daud Ali, Pendidikan AGAMA Islam, (Jakart :PT RajaGrafindo Persada, 2002), 112.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar